Kolose 3: 14, 15
Dan di atas semua itu kenakanlah kasih sebagai pengikat yang mempersatukan dan menyempurnakan.
Hendaklah Damai sejahtera Kristus memerintah dalam hatimu, karena untuk itulah kamu telah dipanggil menjadi satu tubuh dan bersyukurlah.
(Timika, 9-10 November 2018) Hari ini kita semua---pengurus Yayasan, para guru, para siswa dan para orang tua yang kami hormati dan para tamu undangan---kita semua ada di sini, di arena expo Sekolah Kristen Kalam Kudus Timika, untuk merayakan sebuah karya, yang sekali lagi, telah dibuat Kristus Yesus di tengah-tengah komunitas sekolah kita. Sebuah karya yang indah, yaitu di mana keberagaman diikat oleh kasih menjadi sebuah kebersamaan, sebuah kesatuan yang indah sebagai satu tubuh Kristus.
Saya katakan sebagai sebuah kesatuan sebagai tubuh Kristus karena memang demikianlah adanya. Sekalipun masing-masing kita memiliki asal dan latar belakang yang beragam: asal sinode gereja yang beragam, asal suku yang beragam, budaya dan cara berpakaian yang beragam (seperti yang saudara lihat saat ini), makanan tradisional yang beragam, profesi pekerjaan dan usaha yang beragam, pribadi dengan kecerdasan majemuk yang beragam, karunia, talenta dan hobby yang juga beragam, tetapi hari ini kita yang beragam ada di sini—di arena ini--- diikat dengan kasih menjadi sebuah satu kesatuan dari tubuh Kristus.
Keberagaman yang dapat menjadi satu kesatuan inilah yang sedang kita rayakan dengan penuh sukacita pada momen ini. Mengapa kita perlu rayakan?
Pertama, karena keberagaman yang menjadi satu kesatuan itulah kerinduan hati Tuhan kita Yesus Kristus. Kerinduan itu terwujud di sini. Dia yang rindu, Dia juga yang telah berkarya dengan memberikan kasih-Nya yg memungkinkan kita yang beragam ini dapat bekerja bersama-berkarya bersama-guru-siswa-orang tua-yayasan sehingga expo ini dapat berlangsung. Saya lihat tidak hanya siswa yang heboh mempersiapkan acara ini, tetapi orang tua juga tidak kalah heboh, bahkan rasanya lebih heboh dibanding anak-anaknya. Nanti saudara dapat menyaksikan kehebohan itu baik di panggung atau juga di stand. Salut dan hormat untuk para orang tua.
Kedua, karena dengan bersatu, sebuah komunitas dapat menjadi komunitas yang kuat, powerful. Hanya komunitas yang kuat yang dapat menjadi berkat atau berguna bagi komunitas lainnya. Ini suatu kebenaran yang berlaku dalam tiap komunitas dari yang kecil hingga besar. Dari komunitas keluarga hingga komunitas bangsa.
Tidak heran kita pernah mendengar sebuah ungkapan: keluarga sehat, gereja sehat, bangsa sehat. keluarga kuat, gereja kuat, bangsa kuat.
Bangsa yang sehat, bangsa yang kuat adalah bangsa yang dapat berguna bagi dunia ini, bagi sesamanya. Semuanya itu dimulai dari kelompok atau komunitas yang terkcil, yaitu keluarga. Itu sebabnya kalau bapak dan ibu perhatikan arah kegiatan-kegiatan pembelajaran di sekolah kita belakangan ini banyak melibatkan peran para orang tua. Ini yang menjadi tujuan atau fokus sekolah kristen: mengembalikan fungsi keluarga sebagai pendidik yang utama. Seperti otot pada tubuh kita, kalo otot banyak berfungsi maka otot akan menjadi kuat dan otomatis tubuh pun akan kuat.
Demikian juga keluarga yang relasi-relasi di dalamnya banyak berfungsi akan menjadi keluarga yang kuat. Relasi anak dengan anak akan menjadi kuat, relasi orang tua dan anak menjadi kuat. Relasi papa dan mama akan menjadi kuat juga. Kemarin malam terharu saya melihat ada papa mama bersama-sama datang membantu membuat stand kelas anaknya.
Hari ini saya juga terharu melihat anak ditemani papa mamanya datang ke arena ini. Bergandengan tangan dengan baju adatnya masing-masing datang bersatu dengan keluarga-keluarga dari ragam suku lainnya. Sungguh indah dipandangan Tuhan.
Hari ini mungkin ada beberapa siswa kita—anak-anak kita—yang tidak ditemani papa atau mamanya datang ke arena ini. Mungkin papa atau mama sedang ada di tempat kerja yang tidak bisa ditinggalkan. Atau mungkin ada papa atau mama—rekan sesama kita orang tua dalam komunitas ini—yang memang tidak bersama-sama dengan kita di tempat ini, karena telah dipanggil pulang ke rumah Bapa di surga—tempat yang lebih mulia. Tetapi sekalipun tidak ada papa mama yang hadir, tetapi saya percaya para orang tua yang hadir saat ini, termasuk para guru, juga telah menjadi orang-orang dewasa yang dipakai Tuhan untuk menguatkan fungsi setiap keluarga dalam komunitas kita di sekolah ini.
Akhirnya, apa yang kita rayakan hari ini, yaitu segala keberagaman kita yang telah diikat oleh kasih menjadi satu kesatuan tubuh Kristus, ini adalah cara sederhana kita untuk memuji dan memuliakan Tuhan.
Selamat menikmati expo ini. Jangan lupa menikmati kuliner yang ada.
Biarlah di tengah-tengah perayaan yang penuh sukacita ini, nama Tuhan kita Yesus Kristus yang dipuji dan dimuliakan. Amin.
by. NLR
FOLLOW THE Sekolah Kristen Kalam Kudus Timika AT TWITTER TO GET THE LATEST INFORMATION OR UPDATE
Follow Sekolah Kristen Kalam Kudus Timika on Instagram to get the latest information or updates
Follow our Instagram